Kamis, 17 April 2025

Contoh Analisa Jurnal dengan Menggunakan Teknik PICO/ PICOS/ PICOT

Jurnal yang dianalisa adalah Jurnal karya Lina Indrawati, Lisna Nuryanti dengan Judul "HUBUNGAN POSISI TIDUR DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE"

https://doi.org/10.62817/jkbl.v11i2.17


ANALISIS JURNAL PICOS

Judul Artikel

HUBUNGAN POSISI TIDUR DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE

Peneliti :

Lina Indrawati, Lisna Nuryanti

ANALISIS PICOS

 

P

(Population/Problem)

·   Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui “Apakah Terdapat Hubungan Posisi Tidur Dengan Kualitas Tidur Pasien Congestive Heart Failure.”

·       Studi kasus ini dilakukan di RSUD Kota Bekasi tahun 2015.

·      Subjek yang di gunakan dalam studi kasus ini yaitu pasien CHF berjumlah 40 responden. Pemilihan sampel menggunakan teknik total sampling.

I

(Intervetion)

 

·    Peneliti membahas salah satu asuhan keperawatan yang diberikan, secara khusus kepada pasien congestive heart failure yaitu posisi tidur serta kaitannya dengan kualitas tidur. Jadi, baik dan buruk nya kualitas tidur seseorang sangat ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan tidurnya, termasuk dalam hal posisi tidur yang diterapkan.

C

(Comparison)

·       Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Supadi, dkk (2008) dengan judul Hubungan analisa posisi tidur semifowler dengan kualitas tidur pada klien gagal jantung dengan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara posisi tidur semifowler dengan kualitas tidur pada klien gagal jantung (p value= 0,032 dengan alpha 0,05).

O

(Outcome)

·   Hasil studi kasus menunjukkan bahwa posisi semi fowler 45° dapat meningkatkan saturasi oksigen dengan rata-rata 6 poin dan menurunkan respirasi rate dengan rata-rata 10 poin.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Kota Bekasi dan hasil pengolahan data komputerisasi dengan melakukan uji statistik Chi square, di peroleh nilai P value < α ( 0.006< 0.05 ). Jadi dapat di simpulkan bahwa H0 ditolak, artinya ada hubungan posisi tidur dengan kualitas tidur pasien CHF di RSUD Kota Bekasi Tahun 2014. Hasil penelitian ini semakin memperkuat teori serta hasil penelitian terdahulu yang Menyatakan bahwa posisi tidur dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.

S

(Study Design)

·     Metode Penelitian penelitian ini adalah deskriptif analitik jenis studi korelasi dengan pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan cross sectional untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel dengan cara melakukan observasi pada subjek penelitian hanya sekali saja dalam waktu yang bersamaan.

 

 

Rabu, 16 April 2025

MENGANALISIS JURNAL MENGGUNAKAN TEKNIK PICO

        Konsep PICO diperkenalkan pada tahun 1995 oleh Richardson et al. untuk memecah pertanyaan klinis menjadi kata kunci yang dapat dicari. Kerangka kerja PICO dan variasinya dikembangkan untuk menjawab pertanyaan terkait kesehatan. PICO adalah rumus mnemonik yang awalnya dikembangkan untuk membantu peneliti menyusun pertanyaan penelitian saat merancang sebuah studi. 

– info@csap-uk.net (Critical Appraisal Skills Programme/website)

 

Element

Pertanyaan Penelitian

P

Population / Patient / Problem

Populasi atau kelompok pasien manakah yang ditangani oleh para peneliti? Hal ini juga dapat merujuk pada masalah yang sedang diselidiki.

I

Intervention

Intervensi apa yang diterima kelompok intervensi?

C

Comparison / Control

Apakah ada kelompok kontrol, dan jika ada, intervensi apa yang diterima kelompok kontrol?

O

Outcome 

Hasil apa yang diukur dan bagaimana?


Manfaat kerangka kerja PICO 

        Kerangka kerja PICO merupakan model yang paling banyak digunakan untuk menyusun pertanyaan klinis karena mencakup setiap elemen kunci yang dibutuhkan untuk pertanyaan yang terfokus. Kerangka kerja ini dapat membantu Anda menyusun pertanyaan yang berfokus pada isu terpenting bagi pasien, masalah, atau populasi. Kerangka kerja ini membantu mengidentifikasi istilah kunci yang akan digunakan dalam pencarian bukti dan memilih hasil yang berhubungan langsung dengan situasi. 

Kekurangan kerangka kerja PICO 

        PICO sebagian besar berfokus pada pertanyaan klinis intervensi (atau terapi). PICO mungkin kurang cocok untuk jenis pertanyaan lain (seperti penelitian kualitatif) karena tidak memperhitungkan beberapa kerumitan seperti mempertimbangkan kelayakan, konteks, dan penerimaan sosial budaya. 

Cara menggunakan kerangka PICO untuk penilaian kritis 

        PICO dapat berguna dalam penilaian kritis untuk membantu mengidentifikasi apakah penyelidik atau peneliti yang melakukan Uji Coba Terkendali Acak/ conducting a Randomised Controlled Trial (RCT) telah memahami dengan jelas elemen dasar Hipotesis Penelitian atau Pertanyaan Penelitian.

Tata Cara Mudah Membuat Essay

Essay adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah tertentu melalui sudut pandang penulis. Essay bersifat subjektif dan mengandung fakta serta opini dari penulis. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan esai sebagai sebuah tulisan prosa yang memberikan pandangan singkat tentang suatu isu dari perspektif pribadi penulis. Secara garis besar, esai menyampaikan informasi, gagasan, argumen, serta ekspresi emosi penulis tentang subjek tertentu. Essay biasanya ditulis dalam bentuk prosa, yang artinya menggunakan bahasa sehari-hari. Dalam menulis esai, penulis dapat dengan bebas mengungkapkan pendapat, pandangan, pikiran, dan penilaian dari penulis itu sendiri sehingga setiap karya Essay memiliki ciri khasnya masing-masing atau memiliki Identity dari penulis.

Beberapa langkah dalam pembuatan Essay:

1. Tentukan Tema/Topik: Lakukan riset dan kumpulkan data terkait Tema/Topik tersebut.

2. Susunlah bagian-bagian Essay yang akan disampaikan yang terdiri dari 

  • Pendahuluan: Penulis memberi pengantar atau gambaran kepada pembaca terkait topik yang akan dibahas, sebaiknya dibuat sesingkat mungkin namun menarik dan tetap jelas
  • Isi: Penulis menuliskan argumen-argumennya yang disertai dengan bukti/data yang relevan dengan sub-topik yang dibahas. Bagian isi ini lebih membahas solusi pemecahan masalah dari yang telah dikemukakan di bagian pendahuluan
  • Penutup: Penulis memberi kesimpulan dari keseluruhan essay

3. Melakukan penyuntingan atau koreksi kembali setelah membuat essay

4. Mencantumkan sumber dari data yang digunakan


Berikut adalah Contoh Essay yang saya buat sendiri...

* Lampiran Essay dibawah ini pernah saya lombakan sewaktu event "Sebelas Maret Education Fair (SEF) 2015" dengan Tema "Optimalisasi Peran Pemuda dalam Menyiapkan Generasi Unggul dan Berkarakter" 

Judul Essay: “Kolaborasi Pemuda Dan Peran Pendidikan Dalam Mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015” 

        ASEAN merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Dengan mengusung “Satu Visi – Satu Identitas – Satu Komunitas” yang menjadi tujuan dan komitmen bersama yang hendak diwujudkan oleh ASEAN tahun 2020 nanti. Tetapi mungkinkah cita-cita ini dapat diwujudkan oleh anggota negara-negara ASEAN dalam kurun waktu yang kurang dari satu dasawarsa lagi?. Maka hal inilah yang menjadi pertanyaan besar seluruh negara yang menjadi anggota ASEAN.

        Pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia para pemimpin ASEAN mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang melahirkan sebuah kesepakatantan. Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi arus bebas (free flow) : barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal serta bisa menyaingi Jepang dan Tiongkok untuk menarik investasi asing yang dibentuk dalam suatu komunitas yang disebut Masyarakat Ekonomi Asean / Asean Economic Community (MEA) yang akan diterapkan akhir 2015 nanti (Tambunan, 2013). 

        Sebagai salah satu anggota negara ASEAN, Indonesia dihadapkan pada peluang, tantangan, dan risiko dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini. Salah satu tantangan yang harus dihadapi indonesia adalah tantangan pasar tenaga kerja yang antara lain Kompetensi tenaga kerja yang masih rendah, Produktivitas tenaga kerja yang juga rendah, Tingkat pengangguran yang semakin tinggi yakni sekitar 7,4 juta orang dan penyebaran tenaga kerja yang tidak merata.

Sumber : Kuntadi, 2015

       Ini merupakan tantangan terbesar yang harus segera diatasi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) nanti. Jika diperhatikan kembali hal-hal diatas dikarenakan oleh Sumber Daya Manusia yang tidak berkualitas. Untuk itu pemerintah dituntut untuk segera mempersiapkan langkah & strategi menghadapi ancaman “Masyarakat Ekonomi Asean” dengan menyusun dan menata kembali kebijakan-kebijakan nasional yang diarahkan agar dapat lebih mendorong dan meningkatkan daya saing (competitiveness) sumber daya manusia dan industri di Indonesia. Taraf daya saing nasional ini perlu segera ditingkatkan mengingat bahwa berdasarkan Indeks Daya Saing Global 2010, tingkat daya saing Indonesia hanya berada pada posisi 75 atau jauh tertinggal dibanding Vietnam (posisi 53) yang baru merdeka dan baru bergabung ke dalam ASEAN (Academia.edu/Langkah & Persiapan Menghadapi Era Pasar Bebas Asean, 2015). 

        Hal yang paling mendasar yang perlu diperhatikan adalah penyebab utama mengapa Sumber Daya Manusia di Indonesia masih belum mampu bersaing secara global. Salah satu penyebabnya adalah peran dunia pendidikan. Apakah dunia pendidikan sudah memberikan pengaruh besar pada SDM di Indonesia? Jika tidak, apa yang harus kita lakukan. Sebagai warga negara indonesia terutama para pemuda indonesia, kita harus ikut berkolaborasi dalam mewujudkan tujuan dari peran dunia pendidikan. Dimana peran dunia pendidikan ini adalah untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berpendidikan dan berkualitas yang mampu bersaing secara global namun tetap berjiwa lokal. 

        Peranan dunia pendidikan yang berlaku dan diterapkan selama ini seakan tidak pernah menunjukkan kemajuannya. Dimana sudah ada sebuah sistem terjadwal yang mengharuskan para siswa mengikuti semua mata pelajaran yang bahkan mereka sendiri tidak mengetahui fungsi dan tujuan dari pembelajaran tersebut. Dengan tujuan mendapatkan Ijazah mereka harus patuh dan tunduk akan semua peraturan yang sudah ditetapkan. Padahal, Pendidikan adalah sebuah proses dimana seseorang dididik agar dapat memiliki kualitas moral dan keahlian yang nantinya akan berguna bagi kemajuan negara ini yang tentunya akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. “Kenapa harus belajar pelajaran Ekonomi jika pada akhirnya aku akan masuk sekolah kesehatan?” mungkin pertanyaan seperti inilah yang sering muncul dibenak para pelajar selama ini. 

        Akibat sistem pendidikan yang seperti ini banyak siswa yang kebingungan dan tidak bisa menentukan cita-cita mereka ke depannya. Contohnya, Saat mereka belajar Bahasa Inggris mungkin diantara para siswa itu ada yang berpikir ingin menjadi seorang penerjemah tetapi saat siswa itu mengikuti pelajaran Geografi mungkin saja dia akan tertarik untuk menjadi seorang peneliti yang ahli dalam ilmu kebumian tersebut. Kemungkinan seperti inilah yang menyebabkan sebagian besar diantara mereka baru mengenali bakat dan minat mereka saat duduk di bangku SMA. Bahkan lebih parahnya, ada yang baru menentukan profesi yang diinginkannya saat mendekati waktu pendaftaran kuliah. 

        Hal seperti inilah yang pernah saya alami. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar saya harus mempelajari mata pelajaran yang tidak ada hubungannya dengan cita-cita saya menjadi perawat. Jenjang pendidikan yang memfokuskan pada minat dan bakat sebenarnya hanyalah jenjang pendidikan terakhir yaitu Perguruan Tinggi. Kenapa saya hanya menyebut Perguruan Tinggi dan tidak menyebutkan SMK? Itu karena saat memasuki jenjang perkuliahan, tidak semua siswa SMK akan mengambil jurusan yang sama dengan jurusan yang dipelajarinya sewaktu SMK. Tentu hal ini akan sangat mempengaruhi potensi dari siswa tersebut. Hal inilah yang menyebabkan potensi dari sumber daya manusia di Indonesia dapat dikatakan tidak berkualitas. 

        Untuk mengatasinya, sistem pendidikan seharusnya dirubah. Tetapi yang dapat kita lihat sekarang ini bukan sistem pendidikannya yang dirubah tetapi kurikulumnya yang dirubah. Kenapa KTSP 2006 yang menurut saya sudah baik harus dirubah dan digantikan dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini sangat menekankan kepada kemandirian para peserta didik untuk memahami pelajaran. Tetapi apakah perubahan kurikulum yang diterapkan secara tiba-tiba ini bisa diterima oleh seluruh peserta didik di Indonesia. Jika dilihat dari faktor usia saja, mungkinkah seorang anak kelas 1 SD mampu untuk belajar mandiri tanpa bimbingan seorang guru?. Lalu apa gunanya guru? Kenapa saat guru sudah tidak terlalu terbebani dengan mengajar, masih ada saja program sertifikasi guru? Bukankah lebih baik jika dana tersebut digunakan untuk membiayai pendidikan anak-anak yang kurang mampu. Jika saja saya memiliki kewenangan dalam hal ini saya tidak akan mengganti kurikulum yang lama dengan yang baru tetapi mengembangkan dan berupaya untuk menyempurnakan kurikulum yang sudah ada. 

        Sistem pendidikan yang seharusnya diterapkan di Negara Indonesia adalah sebuah sistem pendidikan yang lebih menekankan kepada potensi yang dimiliki oleh para peserta didik sehingga potensi yang dimiliki mereka akan berkembang secara optimal. Namun tetap tidak membatasi pengetahuan mereka akan pendidikan karakter, moral, etika dan rasa cinta tanah air. Sistem pendidikan seperti ini sudah diterapkan di sebuah negara yang dijuluki negeri tirai bambu yaitu Cina. Sistem pendidikan yang diterapkan di Cina antara lain sangat memperhatikan keseimbangan antara aktivitas otak dan aktivitas fisik dengan memberikan porsi yang cukup besar untuk pendidikan jasmani dan pelajaran seni, pendidikan karakter untuk melatih tingkah laku pribadi dan keterampilan hidup sehari-hari dengan sikap dan tanggung jawab sebagai anggota sosial masyarakat dan serta rasa cinta air, jumlah mata pelajaran yang diberikan relevan dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari serta disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa, syarat kelulusan tidak ditentukan dengan ujian khusus seperti Ujian Nasional, meningkatkan daya kreativitas dan inovasi siswa untuk mengaplikasikan teori dalam kehidupan nyata dan pengabdian kepada negara melalui Integrated Practicum yang terdiri dari Pendidikan Ketrampilan dan Pengabdian Sosial Masyarakat (Fatimaningrum, 2012). 

        Sistem pendidikan seperti itulah yang seharusnya menjadi pedoman dan acuan untuk negara Indonesia. Selain menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas, untuk meningkatkan kualitas SDM juga dibutuhkan adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Salah satunya adalah peran pemuda sebagai pelajar. Sebagai seorang yang memerlukan pendidikan, seorang pelajar seharusnya sadar akan kewajibannya untuk belajar. Sebisa mungkin pendidikan itu dimanfaatkan agar dapat berguna bagi masa depan dan untuk meningkatkan kualitas dirinya. 

        Selain itu, para pemuda Indonesia bukan hanya berperan sebagai pelajar atau peserta didik saja. Para pemuda Indonesia juga memegang peranan penting lainnya yaitu sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual dan meningkatkan kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses informasi. Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, dan budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, serta kepemimpinan dan kepeloporan pemuda (Academia.edu/Peran Penting Generasi Muda).

        Namun apa yang kita saksikan sekarang ini tidak mencerminkan itu semua. Kapan Negara ini akan maju jika tidak ada satupun pihak yang peduli. Janganlah kita mempertanyakan kinerja seorang presiden, seorang petinggi negara atau seorang pejabat pemerintah. Kenapa mempertanyakan hal yang tidak pernah kita pertanyakan pada diri kita sendiri?. Sebagai kaum Pemuda, bukankah kita adalah bibit-bibit Negara yang akan memimpin dan mengelola Negara ini kedepannya?. 

        Hanya dengan menumbuhkan kesadaran diri sendiri dan memulainya dari diri sendirilah yang perlahan-lahan akan mampu mengubah kondisi negara kita saat ini. Dengan adanya kolaborasi pemuda dan peranan dunia pendidikan yang berkualitas maka bukanlah tidak mungkin Indonesia akan mempunyai Sumber Daya Manusia yang mampu bersaing dan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Selasa, 09 Agustus 2022

Oreo 110th Birthday Celebration

Oreo lagi Ulang Tahun ini yang ke-110. Tau kan ya biskuit yang 1 ini? Biskuit terenak ini sudah jadi teman ngemil kita selama 110 tahun loh... 


Waahhh sudah lama juga ya teman-teman. Ternyata Oreo pertama kali hadir di Indonesia sejak tahun 1994 lohhh... Kalian udah lahir belum waktu itu? Kalo aku sih belum ya. Sejak saat itu sampai sekarang dan kita doakan hingga nanti Oreo tetap menjadi biskuit favorit kita semua ya teman-teman. Dari yang awalnya hanya ada varian Vanilla (Original) sampai akhirnya ada varian lainnya yang menghadirkan rasa yang tidak kalah enak dari varian Originalnya. Ada yang Varian Strawberry, Chocolate, Bluberry Ice Cream, Peanut Butter, Dark & White Chocolate, Red Velvet dan Double Stuf. Tidak hanya itu saja, Oreo juga hadir dalam berbagai bentuk camilan ada Mini Oreo, Oreo Thins, Wafer dan Bolu. Dan tentunya semua camilan Oreo ini sudah bersertifikat Halal dari LPPOM MUI ya, teman-teman bisa memastikannya dengan mengecek label kemasan tercantum "diproduksi oleh atau untuk PT. Mondelez Indonesia Manufacturing" atau "Didistribusikan oleh  PT. Mondelez Indonesia Trading" dan tentunya label Halal MUI nya ya guysss...

Nah spesial perayaan ulang tahun yang ke-110 ini, Oreo menghadirkan Produk baru varian spesial ulang tahun “Birthday Cake Flavor”/"Oreo Birthday Sprinkles. Biskuit ini punya tampilan khas Oreo dengan biskuit legendnya namun dengan krim vanilla bertabur sprinkle warna-warni di dalamnya dengan desain kemasan ulang tahun oreo. Oreo  Birthday Cake Flavor ini Limited Edition ya teman-teman,bisa didapatkan di supermarket maupun toko terdekat. Segera beli ya, jangan sampai kehabisan.


Selain itu, Oreo juga menghadirkan fitur AR (Augmented Reality) #WishOreo110 yang bisa langsung didapatkan dengan cara memindai kode QR pada kemasan produk baru varian spesial ulang tahun Oreo “Birthday Cake Flavor”. Tapi jangan khawatir buat kalian yang belum kebagian Oreo “Birthday Cake Flavor” fitur AR bisa diakses melalui link yang tersedia di Bio Instagram @oreo_indonesia. Soal fitur AR, Oreo mau mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama merayakan ulang tahun yang ke-110 dengan dengan meniup 110 dengan cara yang seru. Bukan hanya itu saja bagi 110 partisipan yang beruntung dan berhasil meniup semua lilin menggunakan fitur AR Oreo pada Instagram filter, berkesempatan untuk memenangkan hadiah-hadiah menarik dari Oreo. Gambar dibawah ini coba diklik deh... Ada video aku sama kucing-kucingku lagi tiup 110 lilin #WishOreo110.

Lebih dari itu, Oreo juga berkolaborasi dengan GrabFood untuk menghadirkan jajanan spesial Oreo dan meluncurkan merchandise eksklusif edisi #WishOreo110 yang bisa didapatkan di Tokopedia. Oreo juga kolaborasi spesial bersama beberapa F&B merchant ternama, seperti Bitter Sweet by Najla dengan menghadirkan dessert box spesial bertajuk cookies and cream special anniversary ini menambah keseruan di momen spesial #WishOreo110.

Tentu saja Aku bersama dan kucing-kucingku juga ikutan dong dalam memperingati dan memeriahkan #WishOreo110 "Oreo 110th Birthday Celebration". Kucing putihku Ras Turkish Van ini namanya Rocky dan yang satunya lagi warna Abu-abu Ras Persia Peaknose namanya Fluffy *Fluffy nya ga mau diajak foto☺. Berikut foto-foto keseruan kami ❤

Happy Birthday Oreo yang ke-110, Semoga tetap jadi Biskuit No.1 di Dunia. Sukses dan Jaya selalu untuk Oreo. 

Tertanda (Tiwi, Rocky & Fluffy) 

#WishOreo110 #UlangTahunOreo #oreobirthdaysprinkles

 


Sabtu, 23 Juli 2016

Penyakit Skizofrenia

Skizofrenia bisa dikatakan sebagai sebuah kondisi yang kronis. Sebab, penderitanya tidak dapat dilepaskan dari namanya pengobatan. Mereka harus mendapatkan perawatan seumur hidup mereka.


Skizofrenia dibedakan menjadi lima subtipe, yakni:

1. Paranoid

Orang yang mengalami hal ini akan sering berkhayal dan mengalami halusinasi, biasanya pada pendengaran. Penderitanya sering mendengar suara-suara pada telinganya, padahal suara itu tidak didengarkan oleh orang lain. Namun, fungsi intelektual dari penderitanya biasanya relatif normal. Jika seseorang mengalami paranoid, biasanya penderitanya biasanya lebih sering menunjukkan kemarahan, bersikap acuh tak acuh, dan cemas. Namun, hal ini masih bisa disembuhkan.

2. Katatonik

Orang yang mengalami subtipe dari skizofrenia ini seringkali melakukan kegiatan dan gerakan yang tidak berarti. Mereka juga akan menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka lebih senang menyendiri dan tidak melakukan interaksi dengan orang lain.

3. Tidak teratur

Jenis skizofrenia ini ditandai dengan ucapan dan perilaku yang tidak teratur atau sulit dipahami, misalnya tertawa tanpa alasan yang jelas. Mereka juga sering meluapkan emosi yang tidak pantas. Selain itu, orang yang mengalami hal ini akan terlihat sibuk dengan pemikiran atau persepsi mereka sendiri. Sangat kecil kemungkinan untuk menyembuhkan jenis skizofrenia ini.

4. Diferentiatif

Dibandingkan dengan subtipe lainnya, jenis skizofrenia ini adalah jenis yang paling banyak dialami oleh para penderitanya. Gejala yang ditimbulkan merupakan kombinasi dari beberapa subtipe dari skizofrenia.

5. Residual

Orang yang mengalami hal ini biasanya tidak akan menunjukkan gejala-gejala positif dari penyakit skizofrenia, seperti berkhayal, halusinasi, tidak teratur dalam berbicara dan berperilaku. Biasanya, jenis penyakit ini akan terdiagnosa setelah salah satu dari empat subptipe skizofrenia telah terjadi.

Meski sudah dijelaskan mengenai subtipe dari penyaki skizofrenia, namun sangat sulit untuk menentukan jenis skizofrenia mana yang dialami oleh si penderita. Sebab, mayoritas dari penderita akan menunjukkan gejala-gejala yang hampir sama dengan penderita lainnya.

Namun, bila penderita sudah menunjukkan beberapa gejala yang dianggap sudah mewakili penyakit ini, maka pengobatan harus dilakukan dengan cepat. Sebab, bila tidak, hal ini dapat menimbulkan beberapa masalah lain. Seringkali, penderita ingin berbuat sesuatu yang dapat menyakiti dirinya sendiri. Bila hal itu tidak berhasil dilakukan, mereka mungkin akan mencoba untuk bunuh diri.


Gejala

Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia seringkali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya. Sebab, tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama dengan tanda dan gejala dari penyakit mental lainnya. Hal ini yang menyebabkan penyakit skizofrenia sulit untuk didiagnosis.

Tanda dan gejala dari penyakit ini dibagi menjadi tiga kategori:

1. Gejala positif

Fungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan. Hal ini menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti berikut ini:

Berkhayal
Ini merupakan hal yang paling umum dialami oleh para penderita skizofrenia. Mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal. Mereka akan melihat realitas yang berbeda pula. Selain itu, penderita juga sering salah menafsirkan persepsi.

Halusinasi
Orang yang mengalami penyakit ini sering berhalusinasi. Mereka seringkali melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.

Gangguan pikiran
Penderita skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan berkomunikasi.

Perilaku tidak teratur
Orang yang mengalami skizofrenia sering berperilaku aneh, seperti anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.

Selain keempat hal di atas, para penderitanya juga sering curiga dan mereka seolah-olah berada di bawah pengawasan yang ketat. Hal itu menyebabkan mereka merasa tertekan.

2. Gejala negatif

Gejala ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal. Gejala ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain:

Sulit mengekspresikan emosi
Menarik diri dari lingkungan sosial
Kehilangan motivasi
Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari
Mengabaikan kebersihan pribadi
Gejala-gejala tersebut seringkali dianggap sebagai kemalasan yang biasa dialami oleh tiap orang. Namun, hal itu ternyata keliru.

3. Gejala kognitif

Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir. Tanda dan gejala yang mungkin timbul, antara lain:

Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat dimengerti
Sulit berkonsentrasi
Masalah pada memori otak
Selain ketiga gejala di atas, penyakit skizofrenia juga akan menimbulkan masalah pada suasana hati. Para penderitanya akan mengalami depresi, cemas, dan seringkali mencoba untuk bunuh diri. Gejala-gejala dari penyakit ini lambat laun dapat melumpuhkan para penderitanya. Sebab, hal ini sangatlah mengganggu kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari.

Namun, apabila penderitanya masih berusia remaja, gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi dan kemudian dianggap sebagai penyakit skizofrenia. Sebab, pada usia tersebut mereka pasti akan mengalami hal-hal ini yang ternyata merupakan gejala dari penyakit skizofrenia:

Menarik diri dari keluarga dan teman
Penurunan kinerja di sekolah
Sulit tidur
Cepat emosi
Namun, bila dibandingkan dengan orang dewasa, anak muda kurang cenderung mengalami khayalan dan lebih cenderung mengalami halusinasi visual.


Penyebab

Penyebab pasti dari penyakit skizofrenia belum diketahui. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk neurotransmiter dopamin dan glutamat. Hal ini terlah dibuktikan dari sebuah studi neuroimaging yang menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat dari penderita skizofrenia. Selain itu, para peneliti juga percaya bahwa faktor genetika dan lingkungan turut berkontribusi dalam perkembangan penyakit ini. Namun, ada beberapa faktor yang tampaknya dapat meningkatkan risiko penyakit ini timbul dan berkembang, seperti:

Kondisi hidup yang penuh stres
Sering mengkonsumsi obat psikoaktif selama masa remaja dan dewasa muda
Sering terkena paparan virus, racun, atau kekurangan gizi selama masa kehamilan, khususnya pada trimester pertama dan kedua


Pengobatan

Tidak ada cara pasti untuk mencegah penyakit skizofrenia. Namun, pengobatan dini dapat membantu mencegah kekambuhan dan memburuknya gejala yang timbul akibat dari penyakit ini. Bila tidak diobati, penyakit ini dapat menimbulkan masalah pada emosi, perilaku, dan kesehatan yang semakin lama akan semakin memburuk. Oleh karena itu, segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter. Bila Anda telah menduga bahwa Anda mengalami skizofrenia, bicaralah ke dokter Anda. Sebab, dokter akan langsung meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan. Beberapa jenis tes dan ujian yang umumnya dilakukan oleh dokter, antara lain:

Tes laboratorium
Dokter akan melakukan tes darah, misalnya dengan melakukan penghitungan sel darah secara lengkap (CBC). Hal ini dapat membantu Anda untuk menyingkirkan kondisi lain yang menimbulkan gejala serupa. Selain itu, dokter mungkin akan merekomendasikan kepada Anda untuk melakukan skrining untuk alkohol dan obat-obatan.

Tes pencitraan dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography (CT) scan.
Evaluasi psikologis
Dokter akan memeriksa status mental Anda dengan cara mengamati penampilan dan sikap Anda. Dokter akan mengajukan pertanyaan seputar pikiran, suasana hati, khayalan, halusinasi, penyalahgunaan zat, dan potensi percobaan bunuh diri.

Bila dokter sudah menetapkan bahwa Anda mengalami penyakit skizofrenia, dokter pasti akan langsung merujuk Anda untuk melakukan pengobatan. Penyakit ini mruapakan suatu kondisi kronis yang mengharuskan penderitanya untuk melakukan pengobatan seumur hidup mereka walaupun gejala yang timbul juga telah mereda.
Anda dapat melakukan pengobatan dengan cara menggunakan obat-obatan atu dengan terapi psikososial.

1. Obat-obatan

Pengobatan dasar untuk mengatasi penyakit skizofrenia adalah dengan menggunakan obat-obatan. Obat antipsikotik adalah obat yang paling sering digunakan untuk mengobati penyakit ini. Jenis obat ini dapat mengontrol gejala karena obat ini dapat mempengaruhi neurotransmitter otak dopamin dan serotonin.

Pilihan pengobatan juga disesuaikan dengan keadaan dari penderitanya. Bila si penderita merupakan pribadi yang tidak disiplin dan pelupa, dokter mungkin akan memberikan obat dengan cara disuntikkan, bukan dalam bentuk pil yang sering dilupakan.

Selain itu, apabila si penderita adalah pribadi yang gelisah, dokter akan melakukan pengobatan awal dengan memberikan obat penenang, seperti benzodiazepin dan lorazepam (Ativan), di mana obat tersebut dapat dikombinasikan dengan obat antipsikotik. Berikut jenis-jenis obat yang dapat Anda gunakan untuk menangani penyakit ini:

Obat konvesional atau tipikal dan obat antipsikotik
Jenis obat ini memiliki efek samping neurologis yang berpotensi untuk mengembangkan gangguan pada gerakan (tardive dyskinesia). Beberapa macam dari jenis obat ini, antara lain Chlorpromazine, Fluphenazine, Haloperidol (Haldol), dan Perphenazine. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan obat antipsikotik yang dapat mengontrol tanda dan gejala dari penyakit skizofrenia dengan dosis serendah mungkin.

Obat antipsikotik atipikal
Ini merupakan jenis obat baru yang juga digunakan untuk mengatasi penyakit skizofrenia. Obat ini juga lebih banyak disukai karena memiliki risiko efek samping yang ditimbulkan lebih rendah daripada obat konvensional. Efek samping dari jenis obat ini antara lain menambah berat badan, menimbulkan penyakit diabetes, dan kolestrol darah menjadi tinggi. Ada beberapa macam obat antipsikotik atipikal, misalnya Aripiprazole (Abilify), Clozapine (Clozaril, Fazaclo ODT), Olanzapine (Zyprexa), dan masih banyak lagi.

Dengan melakukan pengobatan dengan obat-obatan seperti di atas, kondisi Anda dapat Anda kelola dengan lebih mudah. Namun, karena banyak obat yang menimbulkan efek samping yang serius, banyak orang enggan untuk melakukan pengobatan dengan menggunakan obat-obatan.

2. Perawatan psikososial

Meskipun obat-obatan adalah landasan dari pengobatan penyakit skizofrenia, perawatan psikososial juga penting untuk dilakukan. Pada perawatan ini, Anda akan melakukan beberapa hal, seperti berikut:

Pelatihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi.
Terapi keluarga yang dapat memberikan dukungan dan pendidikan bagi keluarga yang berhubungan dengan penderita penyakit skizofrenia.
Rehabilitasi vokasional atau kejuruan dan dukungan pekerjaan guna membantu penderita skizofrenia untuk dapat mempertahankan pekerjaan mereka walaupun dalam kondisi krisis.
Terapi individu. Penderita akan diajari untuk mengelola stress dan mengidentifikasi tanda dan gejala sedini mungkin supaya mereka dapat menghindari kekambuhan.
Selain itu, bagi orang-orang yang memiliki risiko pada peningkatan penyakit skizofrenia dianjurkan untuk melakukan langkah-langkah proaktif, seperti menghindari penggunaan narkoba, mengurangi stres, dan tidur dengan cukup.

Dengan begitu, mereka dapat terbantu untuk meminimalkan gejala dan mencegah penyakit ini semakin memburuk. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan orang dengan skizofrenia dapat mengelola kondisi mereka.

Penyakit ini pernah diangkat dalam sebuah drama korea.


Drama SBS ‘It’s Okay It’s Love’ ini menerima penghargaan dari Asosiasi Schizophrenia Korea. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh sutradara Kim Kyu Tae, penulis Noh Hee Kyung dan perusahaan produksi GT Entertainment dan CJE&M.

“It’s Okay, It’s Love” menaik perhatian karena ceritanya yang berkisah tentang penyakit mental seperti Schizophrenia, Obsessive Compulsive Disorder (OCD), dan Tourette Syndrome. Drama ini menuai pujian karena menampilkan penyakit mental dengan jujur namun dalam perspektif yang indah, terutama karena topik itu sangat sensitif dan sulit dijelaskan.
Banyak perhatian tertuju pada penyakit schizophrenia, yang menimpa karakter utama pria yaitu Jang Jae Yeol yang dimainkan Jo In Sung. Meskipun ia didiagnosa menderita penyakit mental, ia bisa mengatasinya melalui pertolongan orang di sekitarnya dan perawatan aktif. Karakter ini mampu membentuk opini publik bahwa penderita penyakit ini menjadi lebih positif dan empatik.

Direktur Asosiasi Schizophrenia Korea, Lee Joong Seo menyatakan,”Aku selalu merasa tidak tenang karena pandangan yang ditujukan pada penderita penyakit schizophrenia, yang bersama keluarganya, menjadi ragu untuk menerima perawatan karena pandangan negatif akan penyakit ini. Kami memberikan penghargaan karena drama ini memberikan harapan baru untuk penderita dan juga membantu menghilangkan tuduhan negatif di masyarakat.”

Setelah menerima plakat penghargaan, sutradara Kim Kyu Tae berkomentar,”Sebagai wakil dari seluruh tim produksi, aku ingin berterima kasih pada Asosiasi Schizophrenia atas perhatian mereka akan drama ini, juga untuk plakat penghargaannya. Kuharap drama ini menjadi kesempatan bagi orang banyak untuk melihat penderita penyakit mental lebih positif dan berempati.”