Senin, 09 Mei 2016

Teori dan Aplikasi Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow

A.    Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Abraham Maslow adalah salah satu ilmuwan yang banyak memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi dan manajemen. Bahkan ada yang menyebut bahwa Maslow adalah bapak manajemen modern. Pada awalnya pemikiran-pemikirannya banyak mewarnai dunia psikologi tetapi kemudian juga mewarnai bidang manajemen dan organisasi. Hal tersebut dikarenakan pemikiran-pemikiran Maslow berkaitan dengan kemanusiaan (humanity) yang pastinya akan berhubungan dengan semua aspek kehidupan. Teori-teori Maslow banyak dirujuk sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Teorinya yang paling terkenal adalah teori motivasi hierarki kebutuhan (hierarchy of needs) milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdaat hierarki dari lima kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:
1.      Fisiologis: Meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya,
2.      Rasa aman: Meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3.      Sosial: Meliputi rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
4.    Penghargaan: Meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti rasa hormat diri, otonomi, dan pencapaian, dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
5.   Aktualisasi diri: Dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan yang lebih tinggi dan lebih rendah. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah (lower-order needs); kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas (higher-order needs). Perbedaan antara kedua tingkatan tersebut didasarkan pada dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal (di dalam diri seseorang), sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal (oleh hal-hal seperti imbalan kerja, kontrak serikat kerja, dan masa jabatan).
Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis
Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.
Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan (Safety)
Sesudah kebutuhan keamanan terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan
adalah pertahanan hidup jangka panjang.
Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging and Love)
Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.
Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah DLove; orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya: hubungan pacaran, hidup bersama atau pernikahan yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, yang memperoleh daripada memberi.
B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang.
Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)
Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri :
     1. Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi,      kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan.
      2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) : Kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.
Kebutuhan Dasar 5 : Kebutuhan Aktualisasi Diri
Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.

Di dalam Hierarki kebutuhan Maslow bila individu telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, yaitu kebutuhan mendapatkan rasa aman. Setelah kebutuhan mendapatkan rasa aman, maka kebutuhan berafiliasi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagai anggota masyarakat yang mendominasi dibandingkan kebutuhan lainnya. Ketika kebutuhan ini terpenuhi maka kebutuhan harga diri mempunyai kekuatan yang dominan di antara kebutuhan- kebutuhan lainnya. Contoh seorang yang lapar atau seorang yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu menghiraukan untuk mempertahankan konsep diri positip (gambaran terhadap diri sendiri sebagai orang baik) dibandingkan untuk mendapatkan makanan atau keamanan.  Namun begitu, orang yang tidak lagi lapar atau tidak lagi dicekam rasa takut, kebutuhan akan harga diri menjadi penting. Ketika kebutuhan akan harga diri ini telah terpenuhi, maka kebutuhan aktualisasi diri menduduki tingkat yang paling penting. Kebutuhan aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk  mengoptimalkan potensi diri, suatu keinginan untuk menjadi apa yang dirasakan oleh individu karena mempunyai potensi mencapainya. Menurut Maslow bahwa hierarki kebutuhan ini merupakan suatu pola yang tipikal dan bisa dilaksanakan pada hampir setiap waktu (Thoha,2001:199).
Pemenuhan kebutuhan yang satu akan menimbulkan kebutuhan yang lain. Setiap orang mempunyai kebutuhan  yang berbeda-beda. Adakalanya seseorang untuk mencapai kebutuhan aktualisasi diri harus melewati pemenuhan kebutuhan mulai dari fisik, terus merangkak keaktualisasi diri. Sebaliknya ada orang lain yang tidak memerlukan waktu yag lama dalam satu tingkat, tahu-tahu sudah berada pada tingkat kebutuhan aktualisasi diri.
Satu konsep penting yang diperkenalkan Maslow adalah perbedaan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, cinta, dan penghargaan) adalah kebutuhan yang penting untuk kebutuhan fisik dan psikologis; kebutuhan ini harus dipenuhi. Sekali kebutuhan ini dipenuhi, motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhan ini surut. Sebaliknya kebutuhan tumbuh, contohnya kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, menghargai keindahan, atau menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi (penghargaan) dari orang lain, tidak pernah dapat dipenuhi seluruhnya.  


B. Aplikasi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori ini bila diaplikasikan dalam pendidikan, diharapkan  dapat mengoptimalkan efektivitas proses pembelajaran. Perguruan tinggi dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa berdasarkan susunan hierarki kebutuhan Maslow. Dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, berikut ini saran aplikasi berdasarkan teori hierarki kebutuhan Maslow yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa :
     1.      Physiological Needs  
Dalam memenuhi kebutuhan fisik   perguruan tinggi dapat menyediakan fasilitas, seperti: kantin bersih dan sehat, ruangan kelas yang nyaman, toilet yang bersih dengan jumlah yang memadai,  waktu istirahat yang cukup untuk ke kamar kecil atau untuk minum, lingkungan belajar yang kondusif.
      2.      Safety Needs  
Kebutuhan akan rasa aman dapat dipenuhi, melalui:  mempersiapkan pembelajaran dengan baik (materi kuliah, media pembelajaran); sikap dosen yang menyenangkan, tidak menghakimi, dan tidak mengancam,  mengendalikan perilaku mahasiswa di kelas, menegakkan disiplin dengan adil, consistent expectations, lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif mahsiswa daripada pemberian hukuman atas perilaku negatif.
     3.      Belongingness and Love needs 
Kebutuhan ini dapat dipenuhi melalui :
a.  Hubungan antara dosen dan mahasiswa :   Dalam hubungan antara dosen dan mahasiswa dosen, hendaknya: bersikap empatik, perhatian dan interest kepada mahasiswa, sabar, adil, mau membuka diri, positif, dan dapat menjadi pendengar yang baik;   memahami mahasiswa (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya);   memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif; menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat, dan keputusan mahasiswa; menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap mahasiswa.
b.      Hubungan antara mahasiswa dengan mahasiswa  Dalam hubungan antara mahasiswa dengan mahasiswa dapat dilakukan dengan cara: mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya di antara mahasiswa; mengembangkan  diskusi kelas; peer tutoring; mengembangkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), himpunan mahasiswa jurusan, dan kegiatan kemahasiswaan lainnya.
      4.      Esteem needs
Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan cara:
a.       Self-Estem (membangun rasa percaya diri mahasiswa),  seperti: mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar belakang pengetahuan untuk membantu memastikan keberhasilan (scaffolding);  mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa; fokus pada kekuatan dan aset mahasiswa; mengembangkan metode pembelajaran yang beragam; mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan mahasiswa ketika merencanakan dan melaksanakan pembelajaran; mengembangkan dan memberikan contoh strategi belajar pada mahasiswa; tidak menegur mahasiswa di depan umum; memberikan bantuan pada mahasiswa yang mengalami kesulitan; melibatkan mahasiswa untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab di kelas.
b.      Penghargaan dari Pihak lain dengan cara: mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif di mana setiap mahasiswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan; menyelenggarakan pemilihan ketua senat/Badan Eksekutif Mahasiswa  secara terbuka;  mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha, dan prestasi yang diperoleh mahasiswa; mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap mahasiswa untuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik; berusaha melibatkan para mahasiswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para mahasiswa itu sendiri.
c.       Pengetahuan dan pemahaman, seperti: memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya; menyediakan model pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry; menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam; memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk berpikir filosofis dan berdiskusi.
d.      Aesthetic (Estetik ), berupa: menata ruangan kelas secara rapi dan menarik; memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekeliling kampus; ruangan yang bersih dan wangi; tersedia taman kelas, dan kampus yang tertata indah.
      5.      Self-Actualization needs
Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri dapat dilakukan dengan cara: memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaik, memberikan kekebasan kepada mahasiswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya, menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata, perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas metakognitif mahasiswa, melibatkan mahasiswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif. 

Pentingnya teori hierarki  kebutuhan Maslow dalam meningkatkan motivasi  belajar mahasiswa terletak dalam hubungan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh.   Perguruan tinggi hendaknya  menyadari bahwa apabila kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh mahasiswa tidak dipenuhi, proses belajar pembelajaran dapat terganggu. Dalam kondisi seperti ini, perguruan tinggi  dapat mengatasinya dengan menyediakan  fasilitas kebutuhan fisik. Namun kebutuhan dasar yang paling penting adalah kebutuhan akan kasih sayang dan harga diri. Mahasiswa yang tidak memiliki perasaan bahwa mereka dicintai dan mereka mampu, kecil kemungkinannya memiliki motivasi belajar yang kuat untuk mencapai perkembangan ke tingkatan yang lebih tinggi.

Contohnya, pencarian pengetahuan dan pemahaman atas upaya mereka sendiri atau kreativitas dan keterbukaan untuk ide-ide baru yang merupakan karakteristik orang-orang yang mencapai aktualisasi diri. Mahasiswa yang tidak yakin bahwa mereka dapat dicintai atau tidak yakin dengan kemampuannya sendiri akan cenderung untuk membuat pilihan yang aman, misalnya bergabung dengan kelompoknya, belajar hanya untuk menghadapi ujian, mengerjakan tugas-tugas hanya sebatas kewajiban, tanpa ada minat untuk mengembangkan ide-ide kreatif. Dosen yang berhasil membuat mahasiswa merasa diterima dan dihormati sebagai individu, lebih besar peluangnya untuk membantu mereka menjadi bersemangat untuk belajar demi pembelajaran dan kesediaan berkorban untuk menjadi kreatif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Apabila mahasiswa diharapkan menjadi individu yang mandiri, mereka harus yakin bahwa dosen merespon secara adil dan konsisten dan tidak menertawakan atau menghukum karena   melakukan kekeliruan.   Tujuan ideal pendidikan tinggi adalah mahasiswa  memiliki kompetensi dalam bidangnya, dan  bagaimana membuat pengetahuan dan informasi baru   bermanfaat dan berguna, sehingga hal tersebut dapat dipertahankan dan tetap berguna seumur hidup.  Untuk itu perguruan tingi perlu memenuhi setiap tingkatan kebutuhan mahasiswa terutama kebutuhan akan aktualisasi diri.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar